Selasa, 02 Agustus 2011

Jalan Kenangan Versi Aku

tadi tanpa sengaja aku melewati jalan yang pernah kulewati berdua dengan dia. tiba-tiba saja aku teringat dia dan merasa rindu padanya. padahal hanya sebuah jalan, dengan kenangan yang tak habis jari sebelah tangan untuk menghitung berapa kali kami melaluinya, tapi aku sudah terbawa suasana seperti ini.



aku teringat dia, aku kangen dia, dan terang saja dada ini terasa sesak hanya karena mengingatnya. semacam rasa yang tak kumengerti. rasa yang tak dapat ku hapus sampai detik ini. berbagai cara ku coba tuk melupakannya, tapi apa?? semua gagal. bahkan dengan menghindari dan berusaha keras untuk tidak bertemu dengannya. namun sia-sia. itu semua hanya menyiksaku dan perasaan ini.



sepanjang jalan itu, seperti sebuah film slide. kenanganku dengannya bermunculan silih beranti. mulai dari kenangan aku hanya memandangnya sebagai salah satu dari sekian banyak laki-laki di dunia ini, kenangan pertama kali aku mulai simpatik dengan kepribadiannya, kenangan kami berbagi tawa, sampai kenangan aku memutuskan untuk menyerah akan dirinya.



sungguh aku tidak menyalahkan siapa-siapa saat ini. karena menyerah akan dirinya adalah keputusan yang kubuat sendiri. aku sendiri yang bersikeras kalau kami cukup sebatas teman, tapi kenyataan sebenarnya, hatiku menuntut lebih. sayang ego dan gengsi itu terlalu tinggi. sekarang aku terpuruk sendiri. hanya bisa mengenang kenangan yang sudah kami ukir di beberapa tempat di bumi ini. kenangan yang dulunya begitu nyata, kini hanya tinggal memori di salah satu locker hatiku. ya, aku menyimpannya di salah satu sudut di hati ini, agar terus bisa kurasakan dan tak terlupakan dimakan usia.



hingga ujung jalan itu terlewati rasa sesak itu masih terasa. sepertinya usahaku untuk melupakannya selama ini sia-sia belaka. mungkin benar, butuh waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang. tapi haruskah aku menghabiskan sisa hidupku dengan terus tersiksa oleh perasaanku padanya?? jujur aku tidak sanggup. baru beberapa waktu seperti ini saja aku sudah tak tahan. tolong beri aku jalan untuk keluar dari semua ini. seandainya ada tempat buatku mengubur semua perasaanku padanya.



haruskah aku menceritakan semua ini kepadanya agar merasa lega? tapi aku takut, aku takut menyakiti dan disakiti. aku takut melukai dan terluka. aku takut jika kulakukan hanya akan membuat dia bingung. sungguh aku ingin mengundang kebahagiaan untuk menghampiriku. agar aku bisa lupa bagaimana rasanya sedih dan terluka.



TUHAN TOLONGLAH AKU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar